PPM Ar-Rahmat

Raih Penghargaan setelah 4 Tahun Berjuang

Usaha tidak mengkhianati hasil. Begitulah kira-kira. Attar. Sejak masih SMP, ia tekun dan rajin berlatih bulu tangkis. Tak pernah lelah, meski tak kunjung memetik buah. Tak kunjung berkalung medali tapi ia tak pernah rendah diri. Bergerak dalam diam, meski tidak pernah ada yang memberi tepuk tangan ia terus berlatih mengasah kemampuan.

19 Juli 2025 lalu, Attar yang sudah beranjak di SMA Ar-Rahmat Bojonegoro memetik buah perjuangan. Berangkat sendiri ke Tuban dengan doa dan penuh harapan. Dari bangku penonton, tak ada sorakan. Tak ada tepuk tangan. Tak ada yang menyoraki namanya ketika ia mengalahkan lawan. Yang menemaninya hanya doa dari orang tersayang, melantun membumbung di tengah malam.

Barangkali di hatinya terus merapalkan doa -doa pamungkas. Sambil satu persatu lawan ia pungkas. Barangkali sepanjang hari ia terus memandang piala yang terpajang, berharap ada yang dibawa pulang. Dalam hatinya, bagaimana ya rasanya memegang logam berlapis warna keemasan itu. Mengangkatnya tinggi-tinggi, menunjukkan kepada kedua orang tuanya bahwa perjuangannya tidak sia-sia.

Perjuangan telah sampai di titik penghabisan. Bunyi decit sepatu, benturan kok dengan raket yang ngilu, tangannya yang sudah membiru. Berkat perjuangan dan terus ikut dengan intruksi pelatih yang mengampu. Ia berhasil menumbangkan lawan satu persatu.

Saat partai final didepan mata, Attar tertahan di juara Tiga. Namun, ujarnya Ini adalah awal. Masih ada jalan panjang nan terjal. Kembali membenamkan diri dalam aktivitas. Berlatih tanpa malas dan tak cepat puas.